Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus memperkuat nilai-nilai kearifan lokal, tim pengabdian dari Universitas Abulyatama yang diketui oleh Dr. Tuti Marjan Fuadi, M.Pd mengadakan kegiatan untuk guru yakni pelatihan dan pendampingan pembuatan media belajar berupa puzzle berbasis etnosains Aceh. 19/09/2025
Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan membekali tenaga pendidik agar lebih kreatif dalam menghadirkan proses belajar yang kontekstual, inovatif, dan berakar pada budaya setempat. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang di danai oleh DPPM KEMDIKTISAINTEK pada Skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat.
Pelatihan yang berlangsung di TK FKIP dari tanggal 17-19 September 2025 ini menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi yakni Tim pengabdian. Para peserta diberikan pemahaman mengenai konsep etnosains, yaitu pengintegrasian ilmu pengetahuan dengan unsur budaya lokal, sehingga siswa tidak hanya memahami teori ilmiah tetapi juga dapat mengaitkannya dengan praktik kehidupan sehari-hari dalam masyarakat Aceh. Semua guru /peserta pelatihan menggunakan canva untuk dapat menyusun media berupa puzzle.
Selain materi teori, kegiatan juga dilengkapi dengan sesi praktik pembuatan media pembelajaran yang interaktif dan menarik, menggunakan contoh-contoh tradisi, serta produk budaya Aceh. Guru kemudian didampingi untuk mengembangkan media belajar sesuai kebutuhan mata pelajaran masing-masing, agar dapat langsung diterapkan di kelas. Menurut panitia pelaksana, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam menjaga local wisdom Aceh melalui jalur pendidikan. “Guru adalah ujung tombak pendidikan.
Dengan pembelajaran berbasis etnosains, siswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tumbuh dengan karakter yang menghargai budaya dan lingkungan sekitar,”. Para peserta menyambut baik kegiatan ini. Mereka merasa terbantu dalam memperoleh ide-ide kreatif untuk mengembangkan media pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa. Ke depan, pendampingan akan terus dilakukan agar produk media berbasis etnosains dapat digunakan secara berkelanjutan di sekolah.