Kanal

Network

Logo sinaracehbaru.com
TERKONEKSI BERSAMA KAMI
sinaracehbaru.com Facebook
sinaracehbaru.com Twitter
sinaracehbaru.com Instagram
sinaracehbaru.com YouTube
Android Icon iOS Icon
Copyright © 2025 sinaracehbaru.com
Allright Reserved

Layanan Buruk dan Akses Terbatas, BSI Dinilai Hambat Ekonomi Aceh

Oleh
Senin, 10 Februari 2025 - 21:37 WIB

Banda Aceh – Sinar Aceh Baru
Ketua Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA), Fauzan Adami, dengan tegas menyoroti dampak negatif kehadiran Bank Syariah Indonesia (BSI) di Aceh.

Menurutnya, alih-alih membawa manfaat, perbankan syariah tunggal ini justru merugikan masyarakat, terutama kalangan miskin dan pelaku usaha kecil.

Konversi penuh perbankan di Aceh ke sistem syariah yang menyebabkan pengusiran bank konvensional dari Aceh kini semakin menampakkan dampak buruknya.

Bukan hanya dari sisi pelayanan yang buruk, tetapi juga penghambatan akses ekonomi masyarakat serta minimnya transparansi tanggung jawab sosial (CSR) dari BSI.

“Sejak BSI menjadi satu-satunya bank di Aceh, kita justru menyaksikan banyak persoalan. Pelayanan semakin buruk, UMKM kesulitan dan yang lebih parah, kita tidak tahu apakah BSI benar-benar berkontribusi untuk masyarakat atau hanya mengejar keuntungan semata. Kami sudah meminta laporan CSR BSI 2024, tapi hingga kini belum diserahkan. Apa yang mereka sembunyikan?” tegas Fauzan Adami, Senin (10/2/2025).

Menurut Fauzan, perbankan seharusnya menjadi pilar ekonomi yang membantu rakyat kecil dan UMKM berkembang. Namun, sejak bank-bank konvensional dihapus, masyarakat justru menghadapi semakin banyak kendala dalam memperoleh layanan keuangan.

“Di mana keberpihakan BSI kepada masyarakat? Apakah mereka benar-benar membantu pelaku usaha kecil? Jika memang ada program sosial atau dana CSR yang mereka salurkan, seharusnya diumumkan secara terbuka agar publik tahu dan bisa merasakan manfaatnya,” ujarnya.

Kritik juga diarahkan kepada buruknya layanan BSI yang kerap dikeluhkan masyarakat. Mulai dari antrian panjang di kantor cabang, jumlah ATM yang terbatas, hingga gangguan layanan digital banking yang berulang kali terjadi, semakin memperburuk keadaan ekonomi masyarakat.

“Aplikasi mobile banking BSI kembali bermasalah. Ini bukan kali pertama. Sebelumnya, masyarakat Aceh juga sudah mengalami kejadian serupa. Bayangkan pedagang yang ingin membeli barang, atau pengusaha yang harus membayar gaji karyawan, tapi semua tertahan karena sistem bank bermasalah. Ini bukan sekadar ketidaknyamanan, ini bencana bagi ekonomi Aceh!” tegasnya.

Selain masalah pelayanan, Fauzan menilai bahwa kebijakan penghapusan bank konvensional di Aceh adalah keputusan gegabah yang merusak ekonomi daerah. Dengan tidak adanya persaingan perbankan yang sehat, masyarakat dipaksa menggunakan satu bank dengan pelayanan yang justru tidak profesional.

“Dulu masyarakat bisa memilih layanan perbankan sesuai kebutuhan mereka. Sekarang dipaksa hanya menggunakan BSI yang pelayanannya buruk. Apa hasilnya? Ekonomi Aceh semakin merosot, kemiskinan meningkat, dan rakyat kesulitan mengembangkan usaha mereka,” katanya.

Ia juga menduga bahwa ada kepentingan tertentu di balik kebijakan ini. Menurutnya, kebijakan ini lebih menguntungkan segelintir elite daripada memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Aceh.

“Kita menduga ada pihak tertentu yang bermain di balik kebijakan ini. Pejabat-pejabat Aceh terlalu gegabah dalam mengambil keputusan tanpa memikirkan dampak bagi rakyat. Ini bukan keputusan yang membangun, tetapi keputusan yang merusak,” tegasnya.

Akibat dari kebijakan ini, beberapa bank besar yang sebelumnya hadir di Aceh, seperti BRI, BNI, Mandiri, CIMB Niaga, hingga Panin, diusir begitu saja. Bahkan bank-bank syariah lain yang lebih dulu eksis di Aceh, seperti BRI Syariah, BNI Syariah, dan Mandiri Syariah, juga dipaksa tutup dan digabungkan ke dalam BSI.

“Ini kebijakan yang sangat tidak masuk akal. Bank-bank syariah yang sudah ada justru ditutup dan digantikan dengan satu bank tunggal. Dampaknya, ekonomi Aceh semakin terpuruk. Ketika ekonomi terhambat, rakyat jatuh miskin, kriminalitas meningkat, anak-anak Aceh jadi korban eksploitasi, dan banyak yang terjerumus ke dalam praktik-praktik ilegal hanya demi bertahan hidup. Lalu siapa yang mau bertanggung jawab?” tandasnya.

Menurutnya, ekonomi Aceh yang dulu berkembang dengan kehadiran banyak bank kini mengalami kemunduran signifikan. Banyak sektor usaha terdampak, dari toko-toko yang dulu disewakan untuk kantor cabang bank hingga usaha kecil seperti warkop dan UMKM yang menggantungkan diri pada aktivitas ekonomi di sekitar bank.

“Dulu, ketika banyak bank hadir di Aceh, ekonomi bergerak dinamis. Banyak toko disewa untuk kantor cabang, UMKM tumbuh di sekitarnya. Sekarang? Semua itu hilang. Kita kehilangan daya saing, dan Aceh semakin terperosok ke dalam kemiskinan,” pintanya.

SAPA meminta pemerintah Aceh untuk meninjau ulang kebijakan monopoli perbankan ini dan memastikan bahwa perbankan di Aceh benar-benar bermanfaat bagi rakyat, bukan hanya segelintir pihak.

Redaksi

BERITA LAINNYA

Kakankemenag Aceh Selatan Lantik 15 Kepala KUA Kecamatan

  Tapaktuan, SAB:  Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Selatan, Khairul Huda, S.HI.,M.Si resmi melantik dan mengambil sumpah Kepala Kantor

| 3 jam lalu

SPPG Yayasan Kemala Bhayangkari Polres Pidie Rampung 100 Persen, Siap Dukung Program Makan Bergizi Gratis

  Sigli – Kapolres Pidie AKBP Jaka Mulyana, SIK, MIK meninjau secara langsung progres pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)

| 3 jam lalu

Bentuk Penghormatan, Polres Aceh Selatan Gelar Upacara Pemakaman Dinas Almarhum Briptu Dzaky Alfianda Asha

  Tapaktuan – Polres Aceh Selatan Polda Aceh melaksanakan upacara pemakaman dinas untuk almarhum Briptu Dzaky Alfianda Asha personel Resimen

| 12 jam lalu

‎Pemkab Aceh Selatan Gelar Sosialisasi Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS)

Aceh Selatan – Dalam upaya memperkuat keamanan sistem informasi dan perlindungan data pemerintah daerah, Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan melalui Dinas

| 12 jam lalu

FKH USK Beri Penghargaan Untuk Empat Tokoh Pemerhati Kelestarian Fauna Indonesia 2025

Banda Aceh, SAB:  Saat ini kepedulian akan pentingnya pelestarian flora dan fauna yang terancam punah semakin mendapat perhatian nyata dari

| 2 hari lalu

Kapolres Aceh Selatan Pimpin Konsolidasi KOTAN, Tegaskan Komitmen Cegah Narkoba

  Tapaktuan – Kapolres Aceh Selatan AKBP T. Ricki Fadlianshah, S.I.K., memimpin langsung kegiatan Konsolidasi Kebijakan Kota/Kabupaten Tanggap Ancaman Narkoba

| 2 hari lalu

Ulfa Khaddam, Alumni Bintang Radio Meriahkan HUT Kota Meulaboh ke-437

Meulaboh, SAB: Ulfa Khaddam Alumni Bintang Radio Republik Indonesia (RRI) Turut Memeriahkan acara yang digelar Pemda Aceh Barat yang berkolaborasi

| 2 hari lalu

Meneguhkan Aceh sebagai Episentrum Riset Keberlanjutan Lingkungan dan Satwa Liar

Meneguhkan Aceh sebagai Episentrum Riset Keberlanjutan Lingkungan dan Satwa Liar Oleh: Dr. Ir. TM Zulfikar, S.T., M.P., IPU.* ====> Aceh

| 2 hari lalu

Tengkorak Manusia Ditemukan di Bukit Gadeng, Tim Inafis Polres Aceh Selatan Olah TKP

  Tapaktuan – Tim Inafis Satreskrim Polres Aceh Selatan Polda Aceh melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP) atas penemuan yang

| 3 hari lalu

Bupati Aceh Selatan Bantah Hentikan Pembayaran Gaji Petugas Kebersihan Pasar Inpres Tapaktuan

  Aceh Selatan | — Menyusul keluhan para petugas kebersihan dan parkir Pasar Inpres Tapaktuan yang mengaku delapan bulan belum

| 3 hari lalu
Logo sinaracehbaru.com
TERKONEKSI BERSAMA KAMI
sinaracehbaru.com Facebook
sinaracehbaru.com Twitter
sinaracehbaru.com Instagram
sinaracehbaru.com YouTube
Android Icon iOS Icon
Copyright © 2025 sinaracehbaru.com
Allright Reserved
CONTACT US PT. Sinar Aceh Baru,
Jl. Kasturi No. 7B Gp. Keuramat Kuta Alam Banda Aceh, 23123
Telp: 08126962239